Senin, 25 Oktober 2010

MAAFKAN ANAKMU IBU

Tahukah engkau apa itu ibu?
Dia adalah kepekaan yang halus. Bisikan nan lembut, rasa yang dapat mengalirkan air mata. Ibu adalah keindahan dan kecantikan, permata yang terjaga dan mutiara yang terpelihara.
Ibu adalah harta simpanan yang hilang dari orang-orang durhaka, dan harta simpanan berharga bagi orang-orang yang berbakti lagi mengasihi.
Ibu tetaplah seorang ibu, semasa hidup dan sesudah matinya, semasa kecil si anak maupun dewasa. Ia adalah wewangian yang semerbak dan membumbung tinggi, bunga yang wanginya menghiasi anak-anak, bintang yang bersinar di wajah para bapak, kehangatan dan kerinduan, keindahan dan kedamaian, cinta dan kasih sayang, kelembutan dan keajaiban. Kepribadiannya kokoh dan mengakar, harapannya tinggi, penuh tekad dan cita-cita. Dia adalah pendidik sejati untuk para generasi yang sedang tumbuh.
Ibu bagaikan sekolah apabila engkau menyiapkannya.
Engkau telah menyiapkan bangsa yang berkepribadian.
Ibu adalah bagian kehidupan, tempat mengadu, tiang urusan, penyangga rumah, jalan keselamatan, ia adalah tanda kebesaran Alloh, karunia dan rahmatNya bagi orang-orang bertafakur.
Ibu adalah kebeningan hati dan jiwa, kesetiaan dan loyalitas, kerinduan dan kebaikan, penghibur dalam kesedihan, dan pelipur dalam kedukaan, ia adalah rahasia kehidupan, peredam kemarahan, dan sumber kebahagiaan.
Ibu adalah orang yang paling kuat di muka bumi, paling mulia jiwanya, paling peka perasaannya, paling teguh pendiriaannya, paling tinggi derajatnya.
Ibu bagaikan bintang yang menerangi, tinggi di atas langit, bagus dan indah menghiasi dunia dengan sifat dan kepribadiaannya.
Ibu adalah sumber kebahagiaan, ketenangan, kedamaian, kesejukan, keakraban, dan ketentraman. Ia memiliki kedudukan yang besar. Berusaha untuk ketenanganmu sejak ketika engkau masih nutfah di dalam perutnya dan menjagamu dari apa yang membahayakanmu. Ia hanya memakan apa yang menguatkan dan menyehatkanmu dalam masa pertumbuhan itu, dan meninggalkan berbagai kelezatan makanan-makanan yang nikmat. Apabila membahayakan nutfah, ia meninggalkan banyak kesibukan, kebutuhan biologisnya, berjalan di jalanan, mengangkat yang berat karena kasihan kepada nutfah, padahal hanya sebuah nutfah. Sungguh perjuangan yang panjang. Setelah datang fajar, menghalau malam yang ia lewatkan tanpa dapat memicingkan mata karena pedih, sakit, takut, dan cemas meliputinya yang tidak mungkin dilukiskan oleh pena dan diungkapkan oleh lisan. Rasa sakit kian bertambah sehingga ia tidak sanggup menangis, dan ia melihat kematian dengan kepalanya berkali-kali, sehingga engkau ke luar ke dunia, maka air mata jeritanmu bercampur dengan air mata kebahagiaannya dan engkau menghapus segala pedih dan luka.
Hari berganti minggu, minggu berganti bulan, dan bulan berganti tahun, silih berganti berlalu dalam kehidupannya. Ia senantiasa membawamu di hatinya, memandikanmu dengan tangannya, ia jadikan haribaannya sebagai tempat tidurmu, di dadanya ada makanan di masa bayimu, dan ia berbahagia melihat senyummu. Kegembiraannya adalah membuatkan sesuatu untukmu, dan kebahagiaannya adalah dengan kegembiraanmu.
Dari semenjak engkau dilahirkan sampai engkau mulai tumbuh besar tidak dibawakan ke rumah makanan melainkan apa yang cocok untukmu. Sekalipun tidak disukainya, ia membawakan apa yang disukainya untukmu. Kemudian ia mendidikmu, memberikan manfaat untukmu dan menjauhkan mudharat darimu. Kalau saja ia membiarkanmu di permukaan tanah niscaya hewan akan memangsamu dan serangga menggigitmu.
Ia terus mencari keridhoanmu hingga akalmu mulai tampak. Engkau menangis dania membujukmu, menghilangkan kesedihan darimu. Upayanya untuk menghibur dirimu da menyejukkan matamu serta menghilangkan apa yang menyesakkan dadamu sampai kepada batas yang tidak mungkin engkau dapat membalaskan jasa yang telah diberikan padamu selama-lamanya. Bagaimana tidak, karena ia telah berbuat demi ketenangan dan kelapangan dadamu, sepanjang siang dan malam. Ia bagai pembantumu, bekerja untukmu, dan mendoakan kebaikan untukmu.
Ia menanti hari engkau menjadi seseorang yang dewasa, hari pertemuanmu dan hari pernikahanmu. Maka, ia bergembira dengan pernikahanmu sementara hatinya tercabik-cabik kesedihan karena berpisah denganmu.

Disadur dari : Wahai Ibu Maafkan Anakmu

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...