Rabu, 01 Agustus 2012

Cara Mendidik Anak Versi Rasulullah Saw

Bersama Ust. Dr. Ahmad Jalaludin,  LC, MA
Dalam al-qur’an status anak dibagi menjadi 4 :
1.  Anak sebagai Fitnah ( Ujian )
“Dan ketahuilah, bahwa hartamu dan anak-anakmu itu hanyalah sebagai cobaan dan sesungguhnya di sisi Allah-lah pahala yang besar” ( Qs.Al Anfal :28 ). Anak itu termasuk bagian dari harta, aset (besar) kita yang nanti juga ditanya oleh Allah swt. Kita apakan dan kita perlakukan bagaimana anak – anak kita itu. Suatu saat Umar bin khottob didatangi seorang bapak, bapak ini mengaduh, mengeluh kepada Umar sambil berkata : “Wahai Umar anak saya ini tidak berbakti kepada saya”. Ketika sang anak dipanggil dan ditanya oleh Umar : “Wahai bocah apakah benar kamu melakukan seperti ini seperti itu, sebelum anak ini menjawab malah bertanya kepada Umar :  “Wahai Umar apakah anak punya hak dari orang tuanya ?”. Jawab umar: “Iya betul”,  Anak : “kalau begitu apa haknya, tolong ceritakan apa hak saya terhadap bapak saya?”  Umar “Orang tua itu wajib memberikanmu: [1] Nama yang baik. [2] Memilihkan ibu yang baik. [3] Mengajarkan Al qur’an.  Jawab sang Anak  “Wahai Umar tidak satupun itu dilakukan bapakku, Aku diberi nama Ju’lah (nama yang buruk), Ayahku memilihkanku ibu yang tidak baik, ibuku agamanya adalah majusi dan bapakku tak pernah mengajarkanku huruf satupun dari al qur’an”. Kemudian Umar pun memarahi bapaknya, berkata umar : “Kamu ini mendurhakai anakmu terlebih dahulu sebelum anakmu mendurhakaimu”. Nah, kalau misalnya anak kita nakal jangan terburu – buru menyalahkan sang anak , siapa yang kita salahkan? Kita sebagai orang tua perlu mengadu kepada Allah swt, perlu bertaubat kepada Allah jangan – jangan anak kita itu nakal karena kita itu nakal terlebih dahulu. Anak kita tidak mau sholat karena kita tidak sholat, anak kita tidak mau ngaji karena kita tidak ngaji hingga akhirnya anak kita menjadi fitnah.
2. Anak itu sebagai Musuh
Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya di antara istri-istrimu dan anak-anakmu ada yang menjadi musuh bagimu, maka berhati-hatilah kamu terhadap mereka; dan jika kamu memaafkan dan tidak memarahi serta mengampuni (mereka) maka sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang (Qs. At Taghobun : 14 ). Siapapun kita kalau berhadapan dengan musuh pasti dalam kondisi selalu waspada, siaga, siap sedia dan tak cuek. Kalau qur’an menempatkan anak kita sebagai musuh berarti dalam kehidupan berumah tangga dalam menghadapi anak itu kita perlu waspada, hati-hati tidak cuek, tidak semata-mata menyerahkan kepada sekolah lantas kemudian lepas tanggung jawab. Mendidik anak tetaplah menjadi kewajiban orang tua, kita tetap harus waspada, harus hati-hati agar musuh itu tidak menusuk dari belakang, jangan sampai anak kita itu menuntut kita. Kita bekerja mencari harta untuk kita berikan kepadanya, itu bisa menjadi musuh. Kecuali kata Allah adalah orang-orang yang bertakwa, dimana kata takwa itu berasal dari kata taqoo, yaqii, wiqoyah berarti hati-hati, jangan sampai kemudian orang yang kita kasihi itu justru menjadi beban bagi kita saat nanti kita di akhirat.
3.  Anak itu Sebagai Ziinah ( Perhiasan )
Perhiasan sangat disuka kaum ibu, biasa dipakai bahkan yang dipamer-pamerkan karena senang perhiasan. Anak kita pada hakikatnya juga adalah perhiasan, makanya orang tua itu bangga dan senang terhadap anaknya. Kita harus jaga perhiasan yang amat sangat mahalnya ini untuk kepentingan sebesar-besar investasi kita untuk kemanfaatan dunia dan akhirat. Kita jadikan dia sebagai anak yang sholeh yang senantiasa mendoakan orang tua, serta memberinya ilmu jariyah yang bisa memberi kita pahala tiada putus.
4.  Anak itu sebagai Qurrota a’yun
Dan orang-orang yang berkata: “Ya Tuhan kami, anugerahkanlah kepada kami istri-istri kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertakwa.( Qs. Al Furqon ayat 74 ). Qurrota a’yun berasal dari kata taqur, Qur artinya dingin, sejuk / menyejukkan. Jika kita diluar panas-panas pulang bertemu anak, hati kita menjadi sejuk. Jadikanlah anak – anak kita ini pemimpin –pemimpin yang baik, pemimpin-pemimpin orang yang bertakwa. Saudaraku yang dirahmati Allah swt. Dari yang ke-empat ini kita pilih yang mana ? Tentu kita pilih yang ke-3 dan ke-4. Semoga anak kita tidak menjadi ujian yang memberatkan kita, bukan menjadi musuh  bagi kita, bisa menjadi perhiasan yang kita banggakan sekaligus menjadi qurrota a’yun bagi kehidupan kita. Saudaraku yang dirahmati Allah swt. Sekarang kita melihat bagaimana caranya, kita tinggal melihat apa yang dipraktekkan oleh rasulullah saw. Mari kita lihat hadist-hadist rasul saw yang bercerita tentang perilaku nabi terhadap anak-anak dan juga ajaran-ajaran nabi yang disampaikan kepada orang tua. Nabi itu punya perhatian tidak semata-mata kepada anaknya saja tapi juga anak-anak orang lain. Hal ini mengajarkan kita bahwa pendidikan anak merupakan tanggung jawab sosial setelah menjadi tanggung jawab keluarga. Kami yakin bapak ibu tidak suka/rela kalau anak-anak kita dirumah yang sudah kita jaga betul, kita ajari yang baik ternyata keluar di masyarakat dirusak oleh lingkungannya. Kita ingin anak di rumah jadi baik saat keluar rumah juga dapat lingkungan yang baik, hal seperti ini tidak bisa kita menuntut orang lain. Kita tuntut diri kita untuk melakukan perbaikan pada keluarga kita dan kita juga harus tergerak untuk memperbaiki orang lain dan juga anak-anak orang lain. Apalagi sekarang ini, guru anak kita itu banyak sekali ada yang namanya doraemon, shin chan dll. Kalau kemudian kita tidak berhati-hati, maka anak kita banyak diwarnai orang lain dari pada diri kita ( keluarganya ). Di antara yang diajarkan oleh rasulullah saw adalah sbb :
1.       Kita Perintahkan Anak kita Sholat
Rasulullah SAW bersabda :
“Perintahkanlah anak-anakmu shalat pada usia 7 tahun. Pukullah mereka pada usia 10 tahun, dan pisahkan juga mereka dari tempat tidur mereka” (Sunan Abi Dawud kitab as-shalat bab mata yu`marul-ghulam bis-shalat no. 495. Hadits hasan shahih [al-Albani]). Tidak ada salahnya kita ajak puta/putri kita ke masjid, ada sebuah hadist tapi ada yang menyatakan hadist ini lemah yang artinya : “Jauhkan anak-anak kalian dan orang-orang gila dari masjid –masjid kalian’. Memang ada persoalan terkadang anak kita itu suka ramai dan ribut, tapi sebetulnya kita inikan punya banyak cara untuk mendiamkan/menenangkan anak kita misalnya : siapa yang datang ke masjid nanti dapat permen, bagi yang sholatnya nggak ribut dapat hadiah. Hal ini bisa kita lakukan, nabi Muhammad saw saja ketika ruku’ dan sujud cucunya itu sampai minta gendong. Saudaraku yang di rahmati Allah swt, Itu kita lakukan sebagai contoh agar anak –anak kita juga menunaikan sholat sebagaimana kita menunaikan sholat. Kebanyakan masyarakat kita itu kalau puasa ya puasa, ibadah haji dibela-belain meskipun biayanya sangat besar, tapi kalau sholat itu jarang yang melakukan. Sementara sholat itu tiang agama kalau tidak bagus sholatnya tiangnya itu bisa ambruk, berarti agama tidak ada dalam dirinya bagaimana dengan puasa dan hajinya apakah akan diterima oleh Allah swt. Kemudian dalam hadist ini juga dikatakan tempat tidurnya anak laki-laki dan perempuan itu dipisah kalau usia7 tahun, usia baligh dipisah, jadi sebetulnya islam itu memperintahkan kita untuk memiliki rumah yang besar, sebagaimana terdapat pada hadist nabi : “Empat perkara yang membawa kebahagiaan ialah Wanita yang sholihah, Rumah yang luas, Tetangga yang baik dan Kendaraan yang nyaman.” (HR Ibnu Hibban). Kaitannya dengan ini biar anak-anak terpisah, ini salah satu bentuk pendidikan seksual kepada anak – anak, perlu terpisah antara laki-laki dan perempuan apalagi saat ini dimana pergaulan laki-laki dan perempuan sudah banyak melampaui batas – batas agama.
2.       Nabi Menghormati dan Menghargai Anak
Anak-anak dipanggil dengan panggilan yang baik, meskipun anak-anak kita itu ditakdirkan oleh Allah swt mempunyai kekurangan. Tidak boleh kita memanggil dengan kekurangannya itu. Dikisahkan oleh Saad bin Malik. Saad bin Malik ini masih muda waktu bersama ayahnya dan ayahnya meninggal kemudian setelah itu Saad dipanggil oleh rasul saw dido’akan dan dihargai, diperlakukan seperti orang dewasa. Saad bin Malik pun merasa dihargai dan merasa di hormati. Nah ini menambah semangat tersendiri ketika anak-anak itu diperlakukan dengan baik. Kalau kebiasaan orang arab kadang kalau mereka marah kepada anaknya, anaknya itu dipanggil dengan panggilan yang kurang baik dengan panggilan misalnya yak kalb (anjing), ya himar (keledai) ! Saudaraku yang di rahmati Allah swt kita mari beri penghargaan kepada anak kita, kita panggil anak kita itu misalnya :  Mas, Mbak meskipun dia masih kecil, memberi penghargaan pada mereka itu maka mereka merasa sudah dewasa. Dan juga bila dipanggil mas /mbak berarti mereka sudah diberi tanggung jawab.
3.  Membiasakan Anak dengan Mengambil Haknya
Orang arab itu meskipun kasar mereka juga luar biasa dalam mengajari anaknya. Anak diajak sholat ke masjid , ketika selesai sholat anak itu dipanggil sana pergi salim sama imam, meskipun berada di shaf yang paling belakang anak itu maju ke depan, untuk menyuruh anak maju kedepan itu tak mudah (Anak diajari keberanian). Suatu saat nabi berkumpul dengan orang – orang dewasa kemudian ada anak-anak, saat ketika rasul saw minum beliau memberikan minumnya itu semestinya kepada sebelah kanannya, tapi karena di sebelah kiri nabi banyak orang, nabi meminta izin kepada anak – anak, nabi bilang: Hai nak gimana kalau minum ini saya kasihkan ke sebelah kiri saya? Jawab Anak : nggak itu hak saya, saya tidak mau memberikan ke orang lain. Kenapa ? Karena ini berkah, sayang kalau nabi memberikannya kepada orang lain. Pernah juga ada sahabat, nabi berkata: Siapa yang pernah saya sakiti, silahkan mengqishos untuk menuntut balas. Ada seorang sahabat maju dan berkata: Ya rasul Allah, saya pernah kena pecutmu  sekarang saya mau membalas. Melihat hal seperti itu banyak sahabat yang mau marah, tetapi kata nabi biarkan, berkata sahabat tadi : Ya rosul ketika pecutmu mengenaiku, aku dalam keadaan tidak memakai baju, tolong juga buka bajumu ! kemudian nabipun membuka bajunya, kemudian sahabat tersebut tidak memecut tetapi langsung merangkul rasul saw. Karena ingin dapat berkah sama seperti dengan bocah tadi.  Saudaraku yang di rahmati Allah swt, keberanian mengambil hak saat itu adalah benar, ketika itu benar nabi mengajarkan berani untuk mengambil haknya. Penting kita melihat variasi yang diajarkan rasul, biar kita tidak memperlakukan anak itu dengan haya marah-marah saja. Pernahkah kita bertanya terhadap anak kita ini lebih banyak senyum / marahnya ? Tahu tidak anak kita kalau di SD / TK itu diantara hadist yang diajarkan adalah La Taghdhob, janganlah engkau marah. Karena gurunya tau kalau murid-muridnya sering di marahi. Anak –anak kita itu tidak semata-mata dimarahi tapi juga perlu disayangi, kita perlu senyum dan perhatian kepadanya. Disebutkan dalam sebuah hadist Ummu nu’man bin basyir bercerita kalau bapaknya pernah memberi kepada saudaranya suatu pemberian, ketika diberikan ummu nu’man ini protes, berkata ummu  nu’man : Pak kenapa yang engkau beri itu kok cuman dia (saudara saya), saya kok tidak kamu beri? Kemudian datang kepada nabi, jawab nabi : Kamu ambil kemudian kamu berikan ! Maksudnya, kita sebagai orang tua kalau kita masih hidup kemudian anak kita satu dikasih yang lainnya juga harus dikasih, dan dikasihnya itu sama kecuali kalau kita kasih salah satu yang lainnya ikhlas itu boleh, kalau lainnya tidak ikhlas dan menuntut maka semua tidak dikasih atau yang sudah dikasih kita ambil kembali. Saudaraku yang di rahmati Allah swt, disini kita perlu adil dalam memperlakukan anak-anak kita dan tak pilih kasih dalam memberi dengan catatan kita masih hidup. Kalau sudah meninggal memang ada warisan, ada beda pemberian. Tetapi ketika orang tua masih hidup pemberian kepada anak harus sama, kalau satunya dibuatkan rumah yang lainnya juga dibuatkan rumah, satu dikasih uang yang lainnya juga dikasih uang, satu dibelikan sepeda yang lainnya juga, kalau tidak mampu, beli satu dipakai bersama. Saudaraku yang dirahmati Allah swt, Rosulullah mengajarkan pada kita melalui hadist ini agar kita berlaku adil kepada putra dan putri kita, tetapi kalau anak-anak yang lain itu ikhlas maka itu boleh, berarti orang tua itu perlu berusaha bagaimana mendidik anak-anak kita menjadi anak yang qona’ah, anak-anak yang beriman, kalau dikasih bersyukur (Alhamdulillah ), kalau tidak dikasih yang bersangkutan faham kondisi orang tuanya (kalau dikasih salah satu itu ngerti). Ini tidak mudah Saudaraku yang di rahmati Allah swt, disinilah pentingnya mempersiapkan takwa didalam hati anak-anak kita, Umar bin khattab pernah berkata : “Aku lebih suka meninggalkan anak-anakku takwa didalam hatinya dari pada meninggalkan mereka harta yang melimpah tetapi tidak ada takwa didalam hatinya. Kalau meninggalkan mereka dalam keadaan takwa dan tidak ada harta, mereka masih bisa mencari harta tapi kalau meninggalkan mereka harta dan tidak ada takwa didalam hatinya, mereka itu bisa menghabiskan harta. Saudaraku yang di rahmati Allah swt, inilah pentingnya melandasi rumah tangga itu dengan takwa kepada Allah swt. Dikisahkan juga oleh Aisyah, Aisyah itu masih muda saat dinikahi rasulullah, kadang-kadang Aisyah itu bermain-main boneka ketika itulah rasulullah nimbrung ikut-ikutan. Kita sadar sebagai orang tua kita capek di luar (kerja), saat pulang ke rumah anak-anak kita kepingin naik kuda-kudaan sekali-kali temani mereka. Nah ini yang dicontohkan Rosul saw. Dalam hadistnya rosul bersabda: “Barangsiapa tidak menyayangi anak kecil kami dan tidak mengenal hak orang tua kami maka bukan termasuk golongan kami.” (HR. Al-Bukhari dalam Al-Adab, lihat Shahih Al-Adab Al-Mufrad no. 271).
Ada sebuah kisah : Ada seorang sahabat saat itu melihat nabi mencium anak-anaknya, ketika nabi mencium anak-anaknya sahabat ini heran kemudian bertanya: Ya rosul Allah kau mencium anak-anak? Jawab nabi : Memangnya kenapa, apakah salah aku ini mencium anak-anak ? Sahabat : Ya rasul anak saya 10 tak satu pun yang aku cium ya rasul. Coba bayangkan tidak ada satu pun yang dicium, terus diapakan kalau begitu, kemudian nabi menyampaikan hadist “ Siapa yang tidak ada rasa kasih-sayang, tidak akan disayang” (HR.Bukhori-Muslim). Seperti itu kamu memperlakukan anak-anakmu maka seperti itulah kamu diperlakukan anak-anakmu! Saudaraku yang di rahmati Allah swt bila anak-anak kita diperlakukan tidak baik maka nanti saat kita sudah tua kita diperlakukan juga sama oleh anak-anak kita. Ada cerita: Ada seorang ibu ketika dia punya anak, tidak satupun anak-anaknya dikasih / dipakaikan  popok sama beliau, siapa yang makaikan ? Pembantunya, terus bagaimana sikap anak pada ibunya?  tidak begitu hormat, agak cuek, seperti itulah orang tua memperlakukan anaknya maka akan diperlakukan tidak baik oleh anaknya, benar kata nabi : “ Siapa yang tidak ada rasa kasih-sayang, tidak akan disayang”.
Bagaimana kalau sudah mendidiknya, mengajarinya, menyuruhnya sholat tapi tetap saja yang bersangkutan durhaka. Kalau seperti ini ada kisah nabi nuh, ketika nabi nuh mengadu kepada Allah bahwa anaknya durhaka tidak mau ikut beliau, apa jawaban Allah : ( Qs Hud Ayat 46 ) Dia bukan lagi keluargamu karena dia tidak mau beramal sholeh artinya : Kita sebagai orang tua kewajiban kita adalah mendidik, mengarahkan, mengasihi, memerintahkan sholat, mengajari ngaji dsb, kalau itu semuanya sudah kita lakukan kaidah ayat ini: Dia bukan lagi keluargamu karena dia tidak mau beramal sholeh. Bila ini terjadi, kita serahkan kepada Allah, ketika kita ditanya oleh Allah, kita bisa menjawab saya sudah memperlakukan, mendidik dsb tetapi ternyata yang bersangkutan jauh dari ajaranmu ya Allah ….. Intinya kita harus mencurahkan kasih sayang itu kepada putra-putri kita.
4.  Jangan Bohongin Anak
Ada cerita : Suatu saat rasulullah datang ke rumah Abdullah bin Amir. Abdullah bin Amir masih bocah, nabi berada dirumahnnya selanjutnya Abdullah bin Amir dipanggil oleh ibunya: Nak sini saya beri! kemudian nabi bertanya kepada ibunya: Apakah kamu ngasih dia? Ibu: Ia rosul saya mau ngasih dia kurma, Nabi: Kalau kamu tidak memberinya kamu membohonginya.
Kalau dalam pendidikan itu ketika anak kita masih kecil, ketika merangkak /sudah bisa berjalan kita panggil sini nak ! Kita kasih mainan, anak kita datang merangkak, ketika sudah dekat diambil lagi. Ini mengajari bohong kata rasulullah saw, bahkan ulama’-ulama’ dahulu : ada orang punya kuda dia ambil rumput dikasihkan kepada kudanya, ketika lidahnya sudah menjulur terus ditarik rumputnya, itu langsung dianggap pendusta dan hadistnya tidak diterima saat itu.
Kenapa ketika anak diperintah tidak mau, diantara kata psikolog karena anak terbiasa dibohongi, ketika anak terbiasa katanya mau dikasih lalu tidak dikasih anak itu merasa dibohongi, makanya kalau diperintah ia tidak mau dan bohong meskipun kelihatan sepele, meskipun maksud kita main-main agar anak itu mendekat kita. Ini tidak diperkenankan.
5.  Ajari Anak
Suatu saat nabi bersama anak-anak makan, namanya anak–anak ada yang tangannya itu comot sana comot sini dsb kemudian nabi mengingatkan dalam sebuah hadistnya:
Nanda, sebutlah nama Allah, makanlah dengan tangan kanan, makanlah yang dekat dengan mu!
Ini adab, makanya sunnah dengan membaca basmalah yang dikeraskan, kalau selesai makan alhamdulillahnya pelan, mulai sekarang tinggalkan kebiasaan makan dan  minum dengan tangan kiri itu tidak sunnah. Makan kue, makan nasi pakai tangan kanan, ketika mengajarkan baca basmalah  itu berarti nak ini rizki dari Allah, makanan ini karunia Allah, makanlah dengan tangan kanan diriwayat lain makanlah dengan duduk. Ternyata ada sebuah penelitian didalam tubuh ini ada satu organ yang mana kalau kita makan sambil duduk itu ada yang tertutup dan saat kita makan, racun-racun  itu tidak bisa masuk, kalau sambil berdiri ada bagian yang terbuka dan kalau kita makan racun-racun itu akan masuk. Makanya kalau kita mengikuti sunnah rasul itu kita akan sehat. Makanya kenapa kita ini sedikit – sedikit sakit ? Bisa jadi kalau makan kita tidak baca basmalah. Kita ajari anak kita dengan praktek yang kita lakukan, biasakan anak kita menyaksikan kita sebelum makan baca basmalah, makan dengan tangan kanan, makan yang ada didekat kita kalau jauh kita minta tolong sama yang lain untuk didekatkan. Ini adab sopan santun mendidik anak kita. Selesai makan baca hamdalah dengan pelan hal ini untuk menghargai yang belum selesai makan.
6.  Jangan Membuat Bosan
Kebiasaan para sahabat rasul saw kalau belajar itu tidak terlalu sering, agar tak bosan. Maksudnya anak itu terlalu sering mendengar omongan orang tua maka anak itu menjadi bosan, kita perlu melihat kapan waktu yang tepat untuk ngomongin anak , kalau ngomongin anak satu kali selesai ya selesai, tidak perlu diperpanjang lagi agar anak tidak merasa bosan.
Dalam sebuah kisah : Sahabat Al Ahdaf disampaikan oleh mu’awiyah saat beliau menjadi khalifah terus memarahi anaknya. Apa saran Al Ahdaf : Wahai amirul mukminin anak kita itu buah hati kita, anak-anak itu penegak punggung kita (bisa bangga dengan mereka), kita ini ibarat langit yang menaungi mereka, jika mereka marah bujuklah ia buatlah mereka ridho, jika mereka meminta berilah, jangan jadi kunci bagi mereka sebab mereka merusak bagi hidupmu dan berharap kematianmu. Na’udzubillah. Jangan sampai anak kita berdo’a : Kapan sih Pak Bu Anda ini meninggal ?
Semoga anak-anak kita dijadikan anak-anak yang sholeh/sholihah yang siap mendo’akan saat kita menghadap Allah swt, tidak ada artinya / tidak banyak berarti bila ternyata anak kita hanya bisa mengundang orang lain mengaji untuk kita sementara yang bersangkutan  tak bisa ngaji dan mendo’akan kita, tidak ada artinya misalnya anak kita menyuruh orang lain ibadah atas nama kita sementara anak-anak kita tidak berbakti pada kita.
Wallaahu ‘alam bish Showwab.
(Tim Panitia Kajian Ahad Pagi masjid al-islamiyah Petemon – materi ini telah disampaikan pada kajian ahad pagi 29 April 2012 di masjid Al-Islamiyah)
http://ikadisurabaya.org
READ MORE - Cara Mendidik Anak Versi Rasulullah Saw

Cara Mendidik Anak ala Rasulullah SAW

Oleh : Prof.DR. M Quraish Shihab

Pakar-pakar pendidikan di Indonesia menilai bahwa salah satu sebab utama kegagalan pendidikan kita karena para pendidiknya yang gagal. Padahal, salah satu syarat mutlak untuk keberhasilan pendidikan adalah dipilihnya pendidik yang baik. Nah, Rasulullah adalah suri tauladan yang terbaik, karenanya mari kita berkaca dari sepercik cara mendidik anak ala beliau.

Kita dalam hal ini berada dalam lingkaran setan, anak didik tidak berkualitas ternyata karena gurunya yang kurang bermutu, akhirnya pendidikannya gagal. Memang salah satu syarat mutlak untuk keberhasilan pendidikan adalah dipilihnya pendidik yang baik, yang sebelumnya perlu dididik pula. Sebenarnya kalau melihat ke sejarah Nabi, problema ini baru terselesaikan karena Allah Swt. turun tangan.


Anak didik dibentuk oleh empat faktor. Pertama, ayah yang berperan utama dalam membentuk kepribadian anak. Bahkan, dalam Al-Quran hampir semua ayat yang berbicara tentang pendidikan anak, yang berperan adalah ayah. Kedua, yang membentuk kepribadiannya juga adalah ibu; ketiga, apa yang dibacanya (ilmu); dan keempat, lingkungan. Kalau ini baik, anak bisa baik, juga sebaliknya. Begitu pula baik-buruk kadar pendidikan kita.

Empat faktor ini belum tentu semuanya terwujud. Ketika Allah Swt. menetapkan bahwa Nabi Muhammad sebagai utusan-Nya, maka yang membentuk kepribadiannya adalah Allah Swt. Sebab, bila diserahkan kepada masyarakat atau keluarga, maka ia tidak akan sempurna, bisa jadi keliru. Dalam hal ini, Tuhan yang melakukan, sedangkan masyarakat atau keluarga diberi peranan yang sangat sedikit. Itu sebabnya bila telah selesai peranan ayah, maka dia diambil-Nya meninggal dunia. Ini karena Tuhan tidak mau beliau dididik bapaknya. Begitu lahir dibawa ke desa dan ketika usia remaja baru ketemu ibunya. Namun, ibunya pun kemudian diambil-Nya. Selain itu, beliau lahir di lingkungan dengan gaya hidup yang terbelakang, bahkan hampir tidak tersentuh oleh peradaban. Padahal, waktu itu Mesir, Persia, dan India semunya sudah maju. Dalam hal ini, Allah Swt. ingin mendidik langsung beliau untuk menjadi pendidik, yakni figur yang diteladani bagaimana seharusnya mendidik. Itu sebabnya beliau bersabda, Addabanî Rabbî fa Ahsana Ta’dîbi (”Yang mendidik saya itu adalah Tuhan”). Juga, Bu’itstu Mu’alliman (”Saya diutus-Nya menjadi pengajar, pendidik”).

Kita ambil beberapa inti dari kisah hidup Rasulullah Saw. Beliau bersabda, “Bila ingin anak yang membawa namamu itu tumbuh berkembang dengan baik, maka pilih-pilihlah tempat kamu meletakkan spermamu, karena gen itu menurun”. Jadi, sebelum anak lahir kita harus memilih hal yang baik, karena gen ini mempengaruhi keturunan. Pakar pendidikan mengakui bahwa ada faktor genetik dan pendidikan. Walaupun mereka berbeda pendapat yang mana lebih dominan, namun yang jelas keduanya punya pengaruh. Penulis pribadi cenderung berpendapat yang lebih dominan itu sebenarnya pada pendidikan, bukan sperma (gen). Sebagai analogi, bila kita lagi sumpek, masakan kita bisa tidak enak. Di sini ada pengaruh dari emosi dan sikap pada saat membuat suatu masakan. Jadi, bila ingin anak yang baik, maka harus ditanamkan perasaan yang enak, harmonis, dan penuh keagamaan sewaktu memproduksinya. Ini berpengaruh kepada jabang bayi. Ketika membuatnya dalam situasi ketakutan, maka anaknya pun akan menjadi penakut. Anak yang lahir di luar nikah itu berbeda dengan anak yang lahir dari hubungan yang sah. Karena semua orang sadar dalam hati bahwa perzinahan itu buruk, maka hal ini nantinya dapat berpengaruh terhadap anak. Karena itu pula, Nabi Saw. memerintahkan untuk memilih tempat-tempat yang baik saat menanamkan sperma kita dan dianjurkan sebelumnya untuk membaca doa dan tidak dihantui rasa takut atau cemas.

Di dalam Al-Quran diterangkan, Nisâukum hartsun lakum (Isteri kamu adalah ladang buatmu). Di sini Al-Quran mengumpamakan suami sebagai “petani” dan isteri sebagai “ladang”. Kalau petani menanam tomat, apakah apel yang tumbuh? Siapa yang salah, bila si suami menghendaki anak laki-laki namun yang lahir perempuan, petani atau ladangnya? Tentu petani. Setelah ditanam, semestinya benih itu dipelihara. Bila ada hama, maka perlu dipupuk, disirami, dan dipelihara dengan baik. Setelah ada hasilnya, maka perlu dicuci dulu bila ingin dimakan. Dan bila ingin dijual, juga dibersihkan dulu dan dikemas sedemikian rupa agar dapat bermanfaat. Ini sebenarnya pelajaran dalam Al-Quran. Agar buah yang lahir dari kehidupan suami-isteri ini bisa membawa manfaat sebanyak mungkin, maka harus memperhatikan sang isteri (ibu). Dari sini, sekian banyak anjuran untuk memberikan makanan yang bergizi bagi seorang ibu. Di masa Nabi Saw, buah yang paling banyak adalah kurma. Kurma itu memiliki vitamin dan karbohidrat yang tinggi. Nabi Saw. berkata, “Isteri-isteri kamu yang sedang hamil, maka berilah ia kurma agar supaya anaknya lahir sehat dan gagah”.

Hal di atas menunjukkan bahwa jauh sebelum anak dilahirkan, ternyata Islam telah memiliki landasan dan tempat berpijak. Lalu, apa yang perlu diperankan orang tua sekarang? Pertama, satu hal yang perlu digarisbawahi, begitu seorang anak lahir, Islam mengajarkan untuk diadzankan. Walaupun anak itu belum mendengar dan melihat, tapi ini memiliki makna psiko-keagamaan pada pertumbuhan jiwanya. Anak yang baru beberapa hari lahir, kalau ia ketawa, anda jangan menduga bahwa ia ketawa karena atau dengan ibunya, tapi karena ia merasakan kehadiran seseorang. Para pakar mengatakan demikian, karena ada orang yang lahir buta tetap tersenyum saat ibu mendekatinya. Jadi, seorang bayi memiliki rasa pada saat mendengar adzan, juga memiliki jiwa yang bisa berhubungan dengan sekelilingnya. Karena itu, adzan menjadi kalimat pertama yang diucapkan kepadanya. Dan, karena saat membacakan adzan seorang muadzin berhubungan dengan Tuhan, maka inilah yang memberikan dampak bagi perkembangan anak ke depan.

Kedua, sampai umur tujuh hari, kelahiran anak perlu disyukuri (’aqiqah). Kalau begitu, jangan sampai terbetik dalam pikiran ibu/bapak merasa tidak mau atau tidak membutuhkannya, karena saat itu sang anak sudah punya perasaan dan harus disambut dengan penuh syukur (’aqiqah). Misal, ada orang yang mengharapkan anak laki-laki, namun kemudian lahir anak perempuan, akhirnya ia kecewa serta tidak menerima dan menyukurinya. Semestinya perlu disyukuri, baik laki-laki maupun perempuan.

Ketiga, setelah ‘aqiqah, sang anak baru diberi nama yang terbaik karena dalam hadis disebutkan, “Di hari kemudian nanti orang-orang itu akan dipanggil dengan namanya”. Dalam hadis lain dijelaskan, “Nama itu adalah doa dan nama itu bisa membawa pada sifat anak kemudian”. Jadi, pilihlah nama yang baik untuknya.
Nama itu adalah sebuah doa yang menyandangnya. Ada ilustrasi, sebelum perang Badar (2 H.). berkecamuk, ada duel perorangan antara kaum muslim dan musyrik. Ali, Hamzah, dan ‘Ubaidah dari pihak kaum muslim, sedangkan dari pihak kaum musyrik yaitu ‘Utbah, Al-Walid dan Syaibah. Ali (yang tinggi) melawan Utbah (orang yang kecil). Hamzah (singa) berhadapan dengan Syaibah (orang tua). Al-Walid (anak kecil) berhadapan dengan ‘Ubaidah (hamba yang masih kecil). Bisa dibayangkan, bagaimana kalau orang yang tinggi besar berhadapan dengan anak kecil atau orang yang dijuluki “singa” dengan orang tua, siapa yang menang? Yang terjadi, Ali dan Hamzah berhasil membunuh lawannya, sedangkan Ubaidah dan al-Walid tidak ada yang terbunuh hanya keduanya terluka.

Nabi Saw. dipilihkan oleh Allah semua nama yang baik dan sesuai, karena ia adalah doa bagi yang menyandangnya. Misal, Nabi memiliki ibu bernama Aminah (yang memberi rasa aman) dan ayahnya Abdullah (hamba Allah). Yang membantu melahirkan Nabi namanya As-Syaffa (yang memberikan kesehatan dan kesempurnaan). Yang menyusuinya adalah Halimah (perempuan yang lapang dada), jadi Nabi dibesarkan oleh kelapangan dada. Anjuran untuk memilih nama yang mengandung doa juga dimaksudkan agar jangan sampai menimbulkan rasa rendah diri pada sang anak.

Keempat, mendidik anak bagi Nabi Saw. adalah menumbuhkembangkan kepribadian sang anak dengan memberikan kehormatan kepadanya, sehingga beliau sangat menghormati anak-cucunya. Bila memang sejak kecil ia sudah memiliki perasaan, maka jangan sampai ada perlakuan yang menjadikannya merasa terhina. Allah merahmati seseorang yang membantu anaknya untuk berbakti kepada orang tuanya. Nabi Saw. pernah ditanya, “Bagaimana seseorang membantu anaknya supaya ia berbakti?”, Nabi berkata: “Janganlah ia dibebani (hal) yang melebihi kemampuannya, memakinya, menakut-nakutinya, dan menghinanya”.

Ada sebuah riwayat, seorang anak lelaki digendong oleh Nabi dan anak itu pipis, lantas ibunya langsung merebut anaknya itu dengan kasar. Nabi kemudian bersabda, “Hai, bajuku ini bisa dibersihkan oleh air, tetapi hati seorang anak siapa yang bisa membersihkan”. Riwayat lain menyebutkan bahwa Nabi berkata, “Jangan, biarkan ia kencing”. Dari hal ini, muncul ketentuan, bila anak laki-laki kencing cukup dibasuh, sedangkan bila anak perempuan dicuci dengan sabun. Riwayat tadi memberi pelajaran bahwa sikap kasar terhadap seorang anak dapat mempengaruhi jiwanya sampai kelak ia dewasa.

Namun sisi lain, ada satu hal di mana Nabi sangat hati-hati dalam persoalan anak. Ketika Nabi lagi di masjid, ada orang yang kirim kurma, kemudian cucunya datang dan mengambil sebuah kurma lalu dimakannya. Nabi bertanya kepada ibunya, “Ini anak tadi mengambil kurma dari mana?” Sampai akhirnya, dipanggilnya Saidina Hasan dan dicongkel kurma dari mulutnya. Ini maknanya apa? Nabi tidak mau anak cucunya itu memakan sesuatu yang haram, walaupun ia masih kecil dan tidak ada dosa baginya, karena itu akan memberikan pengaruh kepadanya kelak ia besar.

Ada cerita dari pengalaman seorang ibu yang pendidikannya hanya sampai SD dan memiliki 13 anak, tetapi semuanya berhasil. Suatu ketika, ada orang yang bertanya kepada si ibu itu, “Doa apa yang dipakai ibu sehingga semuanya berhasil?” Jawabnya, “Saya dan suami saya tidak banyak berdoa. Tapi, bila anak saya bersalah atau saya tidak senang perbuatannya, saya selalu berkata, “Mudah-mudahan Tuhan memberimu petunjuk”. Jadi, anak ini tidak dimaki, dikutuk, atau dimarahi. Dan, kami kedua orang tuanya tidak pernah memberi makan mereka dengan makanan yang haram”.

Sumber : sayyidario.blogspot.com
READ MORE - Cara Mendidik Anak ala Rasulullah SAW

CARA RASULULLAH MENDIDIK ANAK






Beberapa waktu yang lalu mona n fren di ‘lingkar kecil’ diwajibkan ikut seminar Pendidikan Anak ala Rasulullah. Ini oleh-olehnya, semoga bermanfaat…..
***********************************************************************************

Anak adalah amanat Allah kepada orangtua, tutur Al-Ghazali.
Rasulullah SAW bersabda, “ Apabila Allah menghendaki kebaikan terhadap sebuah keluarga, Allah berikan kepada mereka kepahaman dalam agama, yang muda menghormati yang tua, kasih sayang menjadi anugerah dalam kehidupan mereka, pengeluaran mereka ekonomis dan diberi kemampuan untuk mengetahui aib diri lalu bertaubat dari kesalahan, sebaliknya, jika Allah menghendaki selain itu mereka akan dibiarkan saja ” . ( HR. Daaru Quthni dari Anas ra. ).

Cara Rasulullah Mendidik Anak

I.Panduan dasar untuk orangtua dan pendidik.

Banyak orang tidak menyadari kalau anak adalah salah satu pemimpin umat. Hanya karena masih tertutup dengan baju anak. Seandainya apa yang ada dibalik bajunya dibukakan kepada kita, niscaya kita akan melihat mereka layak disejajarkan dengan para pemimpin. Akan tetapi, sunnatullah menghendaki agar tabir itu disibak sedikit demi sedikit melalui pendidikan. Namun, tidak semua pendidikan berhasil kecuali dengan strategi matang dan berkelanjutan. ( Syaikh Muhammad Al Khidr Husein )

1.Keteladanan
Rasulullah bersabda “ Barangsiapa berkata kepada anaknya, ‘ kemarilah! ( nanti kuberi )’ kemudian tidak diberi maka ia adalah pembohong ” ( HR. Ahmad dari Abu Hurairah )

2.Memilih waktu yang tepat untuk menasehati.
Ada 3 pilihan waktu yang dicontohkan Rasul ; saat berjalan-jalan di atas kendaraan, waktu makan dan waktu anak sakit.

3.Bersikap adil dan tidak pilih kasih

4.Memenuhi hak-hak anak

5.Menghargai nasehat dan kebenaran meskipun dari anak kecil.

6.Mendo’akan anak.

7.Membelikan permainan

8.Membantu anak agar berbakti dan taat.

9.Tidak banyak mencela dan memaki.

II.Membangun dan membina Aqidah anak.

1.Mentalqinkan kalimat Tauhid pada anak.
2.Cinta kepada Allah, merasa diawasi dan beriman kepada Qodho’ & Qodar
3.Mencintai Rasulullah, keluarga dan sahabatnya.
4.Mengajarkan Al-Qur’an kepada anak.
5.Mendidik keteguhan aqidahnya.

III.Membentuk intelektualitas pada anak

1.Menanamkan kecintaan mencari ilmu dan adabnya.
2.Membimbing anak untuk menghafal Al-Qur’an dan hadits.
3.Memilihkan anak, guru yang shalih.
4.Mendidik anak tera,pil bahasa asing.
5.Mengarahkan sesuai dengan bakat dan kecenderungannya.
6.Membuat perpustakaan di rumah.

Sifat-sifat Pendidik Sukses

a.Penyabar dan tidak pemarah
b.Lemah lembut dan menghindari kekerasan
c.Hatinya penuh dengan kasih sayang
d.Memilih yang termudah di antara dua perkara
e.Fleksibel
f.Tidak emosional
g.Bersikap moderat dan seimbang
h.Ada senjang waktu dalam memberi nasehat.

http://inimona.multiply.com
READ MORE - CARA RASULULLAH MENDIDIK ANAK

Minggu, 29 Juli 2012

Tips Memilih Pasangan Hidup

bismillahirrahmanirrahim

Menikah mengandung tanggung jawab yang besar. Oleh karena itu, memilih pasangan hidup juga merupakan hal yang harus benar-benar diperhatikan. Rasulullah SAW telah memberikan teladan dan petunjuk tentang cara memilih pasangan hidup yang tepat dan islami. Insya Allah tips-tips berikut ini akan dapat bermanfaat.
A. Beberapa kriteria memilih calon istri
  1. Beragama islam (muslimah). Ini adalah syarat yang utama dan pertama.
  2. Memiliki akhlak yang baik. Wanita yang berakhlak baik insya Allah akan mampu menjadi ibu dan istri yang baik.
  3. Memiliki dasar pendidikan Islam yang  baik. Wanita yang memiliki dasar pendidikan Islam yang baik akan selalu berusaha untuk menjadi wanita sholihah yang akan selalu dijaga oleh Allah SWT. Wanita sholihah adalah sebaik-baik perhiasan dunia.
  4. Memiliki sifat penyayang. Wanita yang penuh rasa cinta akan memiliki banyak sifat kebaikan.
  5. Sehat secara fisik. Wanita yang sehat akan mampu memikul beban rumah tangga dan menjalankan kewajiban sebagai istri dan ibu yang baik.
  6. Dianjurkan memiliki kemampuan melahirkan anak. Anak adalah generasi penerus yang penting bagi masa depan umat. Oleh karena itulah, Rasulullah SAW menganjurkan agar memilih wanita yang mampu melahirkan banyak anak.
  7. Sebaiknya memilih calon istri yang masih gadis terutama bagi pemuda yang belum pernah menikah. Hal ini dimaksudkan untuk memelihara keluarga yang baru terbentuk dari permasalahan lain.
B. Beberapa kriteria memilih calon suami
  1. Beragama Islam (muslim). Suami adalah pembimbing istri dan keluarga untuk dapat selamat di dunia dan akhirat, sehingga syarat ini mutlak diharuskan.
  2. Memiliki akhlak yang baik. Laki-laki yang berakhlak baik akan mampu membimbing keluarganya ke jalan yang diridhoi Allah SWT.
  3. Sholih dan taat beribadah. Seorang suami adalah teladan dalam keluarga, sehingga tindak tanduknya akan ‘menular’ pada istri dan anak-anaknya.
  4. Memiliki ilmu agama Islam yang baik. Seorang suami yang memiliki ilmu Islam yang baik akan menyadari tanggung jawabnya pada keluarga, mengetahui cara memperlakukan istri, mendidik anak, menegakkan kemuliaan, dan menjamin kebutuhan-kebutuhan rumah tangga secara halal dan baik.
Sebagai catatan tambahan, dianjurkan memilih calon pasangan hidup yang jauh dari silsilah kekerabatan. Hal ini dimaksudkan untuk menjaga keturunan dari penyakit-penyakit menular atau cacat bawaan kekerabatannya. Selain itu juga dapat memperluas pertalian kekeluargaan dan ukhuwah islamiyah.
Semoga kita semua dibimbing oleh Allah SWT dalam berikhtiar mendapatkan pasangan hidup yang terbaik dan diridhoi-Nya serta dapat ikut serta menemani kita ke surga dunia dan akhirat. Amin.


Referensi:
  1. Dari Abu Hurairah radliyallahu ‘anhu dari Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam, beliau bersabda : “Perempuan itu dinikahi karena empat perkara, karena hartanya, keturunannya, kecantikannya, dan karena agamanya, lalu pilihlah perempuan yang beragama niscaya kamu bahagia.” (Muttafaqun ‘Alaihi)
  2. “Dan janganlah kamu nikahi wanita-wanita musyrik sebelum mereka beriman. Sesungguhnya wanita budak yang Mukmin lebih baik dari wanita musyrik, walaupun ia menarik hatimu … .” (QS. Al Baqarah : 221)
  3. “Wanita-wanita yang keji adalah untuk laki-laki yang keji, dan laki-laki yang keji adalah buat wanita-wanita yang keji (pula), dan wanita-wanita yang baik adalah untuk laki-laki yang baik, dan laki-laki yang baik adalah untuk wanita-wanita yang baik (pula) … .” (QS. An Nur : 26)
  4. “Maka wanita-wanita yang shalihah ialah yang taat kepada Allah lagi memelihara dirinya, oleh karena itu Allah memelihara mereka.” (QS. An Nisa’ : 34)
  5. “Dunia adalah perhiasan, dan sebaik-baik perhiasan dunia adalah wanita shalihah.” (HR. Muslim)
  6. Dari Anas bin Malik, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam bersabda : ” … kawinilah perempuan penyayang dan banyak anak … .” (HR. Ahmad dan dishahihkan oleh Ibnu Hibban)
  7. Dari Jabir, dia berkata, saya telah menikah maka kemudian saya mendatangi Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam dan bersabda beliau Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam : “Apakah kamu sudah menikah ?” Jabir berkata, ya sudah. Bersabda Rasulullah : “Perawan atau janda?” Maka saya menjawab, janda. Rasulullah bersabda : “Maka mengapa kamu tidak menikahi gadis perawan, kamu bisa bermain dengannya dan dia bisa bermain denganmu.”
  8. “ … dan janganlah kamu menikahkan orang-orang musyrik (dengan wanita-wanita Mukmin) sebelum mereka beriman. Sesungguhnya budak yang Mukmin lebih baik dari orang musyrik walaupun dia menarik hatimu. Mereka mengajak ke neraka, sedang Allah mengajak ke Surga dan ampunan dengan izin-Nya. Dan Allah menerangkan ayat-ayat-Nya (perintah-perintah-Nya) kepada manusia supaya mereka mengambil pelajaran.” (QS. Al Baqarah : 221)
  9. “Apabila kamu sekalian didatangi oleh seseorang yang Dien dan akhlaknya kamu ridhai maka kawinkanlah ia. Jika kamu sekalian tidak melaksanakannya maka akan terjadi fitnah di muka bumi ini dan tersebarlah kerusakan.” (HR. At Tirmidzi)
  10. “Dan kawinkanlah orang-orang yang sendirian di antara kamu dan orang-orang yang layak (nikah) dan hamba-hamba sahayamu yang lelaki dan hamba-hamba sahayamu yang perempuan. Jika mereka miskin, Allah akan memampukan mereka dengan karunia-Nya dan Allah Maha Luas (pemberian-Nya) lagi Maha Mengetahui.” (QS. An Nur : 32)
  11. Dari Abu Hurairah radliyallahu ‘anhu berkata, bersabda Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi WaSallam : “Jangan membenci seorang Mukmin (laki-laki) pada Mukminat (perempuan) jika ia tidak suka suatu kelakuannya pasti ada juga kelakuan lainnya yang ia sukai.” (HR. Muslim)
  12. Al Hasan bin Ali rahimahullah pernah berkata pada seorang laki-laki : “Kawinkanlah puterimu dengan laki-laki yang bertakwa sebab jika laki-laki itu mencintainya maka dia akan memuliakannya, dan jika tidak menyukainya maka dia tidak akan mendzaliminya.”
  13. http://tipsoke.com/tips-oke-memilih-pasangan-hidup-menurut-islam.html
http://cara-muhammad.com
READ MORE - Tips Memilih Pasangan Hidup

Tips Mendidik Anak


bismillahirrahmanirrahim
Salah satu amal yang tidak pernah terputus pahalanya sekalipun kita telah meninggalkan dunia ini adalah “anak yang sholeh/sholehah”. Doa anak yang sholeh juga merupakan salah satu doa yang insya Allah dikabulkan oleh-Nya. Bagaimana cara untuk mendidik anak kita menjadi anak yang sholeh? Didiklah ia dengan cara yang islami, seperti beberapa tips berikut ini:
  1. Biasakan anak kita bangun pada waktu shubuh. Contoh: sejak usia dini, ajaklah ia sholat shubuh bersama atau berjamaah di mesjid.
  2. Berikan ia lingkungan pergaulan dan pendidikan yang islami. Contoh: sejak dini ikutkan anak kita dalam TPA (Taman Pendidikan Al-Qur’an), mengikuti kursus di mesjid, dsb.
  3. Berikan teladan, bukan hanya perintah yang egois. Contoh: jangan hanya menyuruh ia belajar mengaji atau sholat, namun kita sendiri tidak melakukannya.
  4. Ajak anak kita untuk mengunjungi mesijd secara rutin. Contoh: secara rutin, ajaklah anak kita untuk berjamaah di mesjid.
  5. Perkenalkan batasan aurat sejak dini. Contoh: jika sejak dini kita biasakan anak perempuan kita menggunakan jilbab, maka saat dewasa ia justru akan merasa tidak nyaman jika memperlihatkan auratnya.
  6. Biasakan anak kita untuk selalu membawa perlengkapan sholat, terutama untuk anak perempuan.
  7. Minimalkan anak kita dalam mendengar musik-musik non islami. Sebaliknya, maksimalkan anak kita untuk mendengar ayat-ayat Al-Qur’an atau nasyid.
  8. Buatlah jadwal menonton TV dan dampingi anak ketika menonton. Jauhkan anak dari tontonan yang tidak mengandung unsur pendidikan, seperti: sinetron, film horor, film cengeng, dan lain-lain.
  9. Ajarkan nilai-nilai Islam secara langsung. Sampaikan nilai-nilai Islam yang kita kuasai kepada anak kita. Akan lebih baik jika dalam bentuk cerita yang menarik.
  10. Jadilah sahabat setia baginya. Jadikan ia nyaman untuk menjadikan kita tempat curhat yang utama sehingga kita akan selalu mengetahui masalahnya.
  11. Ciptakan suasana hangat dan harmonis dalam keluarga. Jika keluarga tidak lagi terasa hangat baginya, anak akan mencari pelampiasan di tempat lain.
  12. Lakukan semua tips di atas dengan bijak, sabar dan konsisten. Jangan pernah menggunakan kekerasan dan hindari sikap emosional yang dapat membuatnya sakit hati.
Semoga tips-tips ini dapat membantu kita menjadi orang tua yang baik bagi anak kita dan mengajaknya bersama-sama masuk ke dalam surga-Nya yang kekal. Amin.

alhamdulillahirabbilalamin

http://cara-muhammad.com
READ MORE - Tips Mendidik Anak

cara mendidik anak

kekerasan dalam mendidik anak Sebuah pengalan cerita nyata yang sering kita jumpain atau kita dengar bagaimana orang tua mendidik anak dalam kehidupan sehari-hari nya.
"Bid…ayo mandi! Disuruh mandi saja kok malas amat!" bentak ibu Abid (7) seraya menyeret paksa anaknya yang sedang asyik bermain.
"Fatma…jangan dekati kompor itu! Bahaya, tahu!" Bentak ayah Fatma yang memergoki putrinya (4) sedang mengutak-atik kompor minyak.
Ketika bocah kecil itu menangis mendengar bentakan ayahnya, sang ayah malah kembali membentak, "Heh…diam!" Si kecil pun semakin ketakutan.

Membentak anak, sepertinya sudah menjadi kebiasaan sebagian orang tua. Cara yang buruk dalam mendidik anak , saat melihat anak melakukan kesalahan, atau ketidakpatuhan, orang tua memang sering dibuat jengkel. Secara refleks, karena emosi, orang tua sering bermaksud 'menasihati', tapi diucapkan dengan nada tinggi. Kebiasaan ini juga lebih sering dilakukan oleh orang tua yang temperamental.

Pertanyaannya, "efektifkah menasihati anak dengan bentakan?"

Tentu tidak, sebab kalau anak terlalu sering dibentak, maka ia bisa tumbuh menjadi pribadi yang minder, tertutup, bahkan pemberontak. Ia pun bisa menjadi temperamental dan meniru kebiasaan orang tuanya, suka membentak. Dalam Nikah edisi Juni 2006 sudah dibahas cara menasihati anak secara efektif (Menegur Perilaku, Menghargai Pelaku). Pada edisi kali ini, akan dipaparkan beberapa akibat bila anak terlalu sering menerima bentakan. Selain itu, akan dibahas pula bagaimana kiat menumbuhkan kepatuhan.

SALAH KAPRAH ORANG TUA
Seringkali orang tua baru bertindak ketika kesalahan telah dilakukan oleh anak. Bukan mencegah, mengarahkan, dan membimbing sebelum kesalahan terjadi. Seharusnya orang tua mempertimbangkan tingkat perkembangan kejiwaan anak, sebelum membuat aturan. Jangan menyamakan anak dengan orang dewasa. Orang tua hendaknya menyadari bahwa dunia anak jauh berbeda dengan orang dewasa. Jadi, ketika menetapkan apakah perilaku anak dinilai salah atau benar, patuh atau melanggar, jangan pernah menggunakan tolok ukur orang dewasa. Harus diakui, orang tua yang habis kesabarannya sering membentak dengan kata-kata yang keras bila anak-anak menumpahkan susu di lantai, terlambat mandi, mengotori dinding dengan kaki, atau membanting pintu. Sikap orang tua tersebut seperti polisi menghadapi penjahat. Sebaliknya, orang tua sering lupa untuk memberikan perhatian positif ketika anak mandi tepat waktu, menghabiskan susu dan makanannya, serta memberesi mainannya. Padahal seharusnya, antara perhatian positif dengan perhatian negatif harus seimbang.
Anak yang Pemarah

PENGARUH TERHADAP ANAK
Anak-anak yang sering diberi perhatian negatif, apalagi dengan teguran keras atau bentakan, akan mudah tertekan jiwanya. Kemungkinan ia bisa berkembang menjadi anak yang:

- Minder
Bila anak selalu dicela dan dibentak, dan tak pernah menerima perhatian positif saat ia melakukan kebaikan, maka ia bisa tumbuh menjadi pribadi yang tidak percaya diri atau minder. Akan tertanam dalam jiwanya bahwa ia hanyalah anak yang selalu melakukan kesalahan, tidak pernah bisa berbuat kebaikan atau menyenangkan orang lain. Akibatnya, ia sering ragu-ragu atau tidak percaya diri untuk melakukan atau mencoba sesuatu karena takut salah. Misalnya, ia jadi tidak pede untuk mengaji atau membaca Al-Quran, gara-gara orang tuanya selalu membentaknya bila mendengar bacaannya salah.

-Cuek/ tidak peduli
Anak yang selalu dibentak juga bisa berkembang menjadi anak yang cuek dan tidak peduli. Akibat sudah terlalu sering menerima bentakan, ia malah jadi apatis, tidak peduli. Ia pun sering mengabaikan nasihat orang tuanya. Mungkin saat dibentak atau dimarahi ia terlihat diam mendengarkan, tapi sesungguhnya kata-kata orang tuanya hanya dia anggap angin lalu. Masuk ke telinga kanan lalu keluar lewat telinga kiri.

- Tertutup
Orang tua yang temperamental dan suka membentak, tentu akan menakutkan bagi anak. Ya, anak menjadi takut pada orang tuanya sendiri, sehingga ia tumbuh menjadi pribadi yang tertutup. Ia tak pernah mau berbagi cerita dengan orang tuanya. Buat apa berbagi kalau nanti ujung-ujungnya ia akan disalahkan? Dengan demikian, komunikasi antara orang tua dan anak tidak bisa berjalan lancar. Hal ini tentu berbahaya, karena bila menghadapi masalah dan hanya disimpan sendiri, jiwa anak bisa sangat tertekan.

- Pemberontak/ penentangAnak yang bersikap menentang bisa digolongkan dalam 3 tipe. Pertama, tipe penentang aktif. Mereka menjadi anak yang keras kepala, suka membantah dan membangkang apa saja kehendak orang tua. Mereka marah karena merasa tidak dihargai oleh orang tua. Untuk melawan jelas tak bisa, karena ia hanya seorang anak kecil. Maka ia pun berusaha menyakiti hati orang tuanya. Ia akan senang bila melihat orang tuanya jengkel dan marah karena ulahnya. Semakin bertambah emosi orang tua, semakin senanglah ia. Kedua, tipe penentang dengan cara halus. Anak-anak ini jika diperintah memilih sikap diam, tapi tidak juga memenuhi perintah. Sebagaimana Abid yang disuruh mandi oleh ibunya, tapi tak juga mau beranjak dari tempatnya bermain. Saat ia ditinggalkan sendiri di kamar mandi pun, ia tidak segera mandi, malah bermain air atau kapal-kapalan. Ketiga, tipe selalu terlambat. Anak seperti ini baru mengerjakan suatu perintah setelah terlebih dahulu melihat orang tuanya jengkel, marah, dan mengomel atau membentak-bentak karena kemalasannya.. Misalnya Angga yang belum mau beranjak dari tempat tidurnya bila belum dibentak atau diomeli ibunya.

- Pemarah, temperamental dan suka membentakAnak sering meniru sikap orang tuanya. Bila orang tua suka marah atau 'main bentak' karena sebab-sebab sepele, maka anak pun bisa berbuat hal yang sama. Jangan heran bila anak yang diperlakukan demikian, akan berlaku seperti itu terhadap adiknya atau teman-temannya.

LALU BAGAIMANA CARA YANG BAIK MENANAMKAN KEPATUHAN DALAM DIRI ANAK?
Setelah jelas bila bentakan tidak efektif untuk menumbuhkan kepatuhan, bahkan berpengaruh negatif bagi kepribadian anak, lalu bagaimanakah cara yang baik untuk menumbuhkan kepatuhan?

- Beri penjelasan pada anak
Jelaskan pada anak dengan bahasa yang ia mengerti, mengapa suatu hal diperintahkan dan hal lain dilarang. Jangan sekali-sekali memberi keterangan dusta dalam hal ini.

- Perintahkan sebatas kemampuannyaPerintah di luar kesanggupan dan kemampuan anak justru bisa menyebabkan krisis syaraf (neurotic) dan buruk perangai. Ada pepatah mengatakan, "Jika engkau ingin ditaati, maka perintahkanlah apa yang dapat dipenuhi." Sebaiknya perintah itu dibagi-bagi dan tuntutan pelaksanaannya pun bertahap. Untuk mengetahui sampai di mana batas kemampuan anak sesuai perkembangan usianya, diperlukan pengetahuan tersendiri. Sebaiknya orang tua memahami perkembangan anak ini.

- Tidak berdusta atau menakut-nakuti
Kadang orang tua mengatakan akan membelikan ini atau itu jika anak mematuhi perintahnya, tapi ternyata setelah anak patuh, orang tua tidak menepati janjinya. Itu berarti orang tua berdusta, dan bisa jadi anak tidak akan percaya lagi pada orang tuanya. Kedustaan seperti ini harus dihindari. Selain itu, orang tua juga sering menakut-nakuti anak dengan sesuatu yang seharusnya berguna baginya. Itu dilakukan karena ingin anaknya segera memenuhi perintah mereka. Misalnya menakut-nakuti anak dengan dokter, suntikan dan sebagainya. Ketakutan anak pada hal-hal tersebut bisa terbawa hingga ia dewasa.

- Jangan bertentangan dengan naluri anak
Gharizah atau naluri adalah kekuatan terpendam dalam diri manusia yang mendorongnya untuk melakukan beberapa pekerjaan tanpa berlatih terlebih dahulu. Janganlah orang tua melarang anak bermain, atau membongkar dan memasang sesuatu. Jangan pula melanggar kebiasaan anak kalau tidak ingin mereka menggunakan jerit tangis sebagai senjatanya. Lebih baik gharizah itu diarahkan sedemikian rupa sehingga anak bisa mengatur dirinya sendiri. Misalkan diberi perintah, "TPA nanti mulai ba'da asar lho, sekarang kan udah setengah tiga. Adik udah aja ya mainnya, dilanjutin besok aja, sekarang mandi dulu, kan udah mau adzan…". Ungkapan itu tidak melarang anak bermain, dan tidak melanggar kebiasaan mereka bermain di tengah hari. Pemberian 'masa terbatas' ini dimaksudkan agar anak bisa mengatur jadwal kegiatannya sendiri, dan akan sangat menolong untuk melatih anak disiplin waktu. Selain itu mereka merasa dianggap mampu untuk mengatur dirinya sendiri tanpa harus didikte begini dan begitu.



http://pondok-cerita.blogspot.com
READ MORE - cara mendidik anak

Minggu, 27 Mei 2012

CARA COPY CD PEMBELAJARAN

Ide menulis ini berawal ketika ada teman yang mau menggunakan CD pembelajaran tetapi tidak bisa dijalankan jika tidak menggunakan CD. Maksudnya program tidak mau jalan jika tidak memasukkan CD ke CD-Rom. Jika dicopy di harddisk, ketika mau buka pasti diminta memasukkan CD. Bagi yang menggunakan notebook tidak masalah, tetapi beliaunya menggunakan netbook, jelas tidak bisa menjalankannya karena tidak mempunyai CD-Rom. Awalnya menggunakan external dengan meminjam punya teman, tapi katanya ribet. Akhirnya tanya ke saya, apakah bisa CD pembelajaran dijalankan tanpa menggunakan CD? Saya hanya jawab, tidak masalah sekalipun CD tersebut di protect.

Sebagai bahan belajar, kemarin menggunakan CD pembelajaran yang di sampulnya terdapat tulisan CD ini tidak bisa dicopy maupun dipindahkan ke harddisk (CD diprotect). Namun ternyata juga berhasil. Karena mayoritas guru menggunakan netbook (tidak ada CD-Rom), cara ini terpaksa dilakukan (mohon maaf bukan ngajari pembajakan, ini dilakukan agar bisa digunakan di netbook).

Selain itu cara ini juga bisa digunakan bagi anda yang suka memainkan game, tetapi harus memasukkan CD, atau tidak bisa jika file dicopy di harddisk. Jangan frustasi .....! ada caranya kok....! dan yang pasti sangat mudah.

Langkah-langkahnya :
  1. Siapkan CD-nya
  2. Pinjam PC atau Laptop punya teman yang ada CD-Romnya
  3. Instal program  power  iso (bisa di download  pada halaman  ini)
  4. Jalankan program power iso (bisa double klik pada desktop)
  5. Masukkan CD yang akan dicopy filenya
  6. Pada program poweriso klik tools
  7. Pilih Make CD/DVD/BD Image file
  8. Setelah terbuka jendela CD/DVD/BD Image file, pada destination file klik pada bagian iso
  9. Pada bagian yang putih disebelahnya terdapat tombol titik-titik, klik pada bagian ini
  10. Arahkan kemana file iso mau disimpan dan mau dikasih nama apa.
  11. Kemudian klik OK
  12. Tunggu sampai pembuatan file iso selesai
  13. Buka explore, jika berhasil di tempat yang tadi dituju untuk menyimpan file akan ada file yang simbolnya CD dengan ekstensi .iso
  14. Copy file ini ke flashdisk
  15. Copy file dari CD selesai

Sekarang kita akan buka file tersebut di netbook

Langkahnya :
  1. Copy file tadi (ekstensi .iso) ke harddisk netbook
  2. Instal program power iso di netbook
  3. Setelah selesai instal, buka explore.
  4. Jika berhasil, akan ada tambahan seperti pada notebook simbol CD-Rom (standar bernama CD Drive)
  5. Klik kanan pada simbol tersebut, pilih Power Iso, kemudian ke kanan pilih Mount Image to Drive
  6. Setelah terbuka jendela open, cari file yang dicopy tadi kemudian klik open
  7. Tunggu sampai tulisan CD drive berubah seperti judul file yang di copy
  8. Klik CD Drive yang sudah berubah nama tadi
  9. File-file yang ada persis seperti isi CD, silahkan dibuka seperti membuka CD saat menggunakan CD-Rom
  10. Akhirnya Netbook-pun bisa membuka file CD tanpa harus menggunakan CD external
Dan selesai sudah, Netbook bisa untuk memutar CD pembelajaran.

Catatan :
  1. Untuk instalasi power iso tidak saya bahas disini
  2. Power iso sudah saya berikan serial numbernya, silahkan klik generate
  3. Jika ada kesulitan atau permasalahan silahkan tuliskan komentar
  4. Jika perlu bisa hubungi saya lewat apa saja, semua alamat ada di halaman ini pada menu biodata
  5. Cara ini juga bisa digunakan di notebook, agar CD-Rom tidak mudah rusak karena seringnya dipakaI 

sumber : http://www.duniabelajar.web.id
READ MORE - CARA COPY CD PEMBELAJARAN

Rabu, 23 Mei 2012

Indahnya Masa Penantian (untuk calon pengantin)

Pernikahan bagaikan membuka tabir rahasia.....
Proses pencapaiannya melewati suatu perjalanan yang panjang...

Kadang, untuk menuju ke sana...
Allah Yang Maha Bijaksana pun justru memberi kesusahan untuk menguji kita..
Tak jarang melukai hati..
hingga hikmahnya tertanam dalam..
Tak perlu kita pertanyakan, "apa maksud Allah...?
"Karena andai kita berbesar hati dan mau mencerna...
Allah punya alasan tersendiri yang belum kita mengerti...



Yang pasti..
jika kita kehilangan sesuatu...
Kita harus percaya bahwasanya ketika Allah mengambil sesuatu, Allah telah siap memberi yang lebih baik..



Menunggu....
itu satu pilihan..Karena walaupun kita ingin mengambil keputusan, kita tidak ingin tergesa-gesa...
Karena walaupun kita ingin cepat..kita tidak ingin sembarangan. ...
Walaupun kita ingin segera menemukan orang yang kita inginkan..
kita tidak ingin kehilangan jati diri dalam proses pencarian...



Jika ingin berlari, belajarlah berjalan dahulu...
Jika ingin berenang, belajarlah mengapung dahulu...
Jika ingin dicintai, belajarlah mencintai dahulu....



Tentunya, tetap lebih baik menunggu orang yang tepat..orang yang kita inginkan..orang yang dicintai dan mencintai..ketimbang memaksa dan memuaskan diri dengan apa yang ada....Karena hidup ini terlampau singkat untuk dilewatkan bersama pilihan yang salah...Berani bertindak gegabah, layaknya berani menerima resiko....Perkawinan tak dirajut dalam pertimbangan sesaat, namun bisa saja musnah, juga dalam sesaat....!



Pernikahan, bukanlah akhir dari sebuah perjalanan..
Itulah yang kelak mengajarkan kita kewajiban bersama...
Suami menjadi pelindung, istri penghuninya....
Suami adalah nahkoda kapal, istri navigatornya...
Suami bagai balita yang nakal, istri penuntun kenakalannya. ..
Saat suami menjadi raja, istri menikmati anggur singgasananya...
Seandainya suami supir yang lancang, sabarlah memperingatkannya. ..



Akan halnya...Haruskah terus menunggu..?Jawabannya ada pada diri kita...
Pastinya, menunggu mempunyai suatu tujuan yang mulia...


Menguji kadar iman dan takwa....Belajar meniti sabar dan ridha....


Indahnya masa penantian dengan sabar dan ridho...
READ MORE - Indahnya Masa Penantian (untuk calon pengantin)

Terima Kasih Ayah

Ayah ingin anak-anaknya punya lebih banyak kesempatan daripada dirinya, menghadapi lebih sedikit kesulitan, lebih tidak tergantung pada siapapun dan (tapi) selalu membutuhkan kehadirannya.

Ayah membiarkan kamu menang dalam permainan ketika kamu masih kecil, tapi dia tidak ingin kamu membiarkannya menang ketika kamu sudah besar. Ayah tidak ada di album foto keluarga, karena dia yang selalu memotret. Ayah selalu tepat janji! Dia akan memegang janjinya untuk membantu seorang teman, meskipun ajakanmu untuk pergi sebenarnya lebih menyenangkan.
Ayah selalu sedikit sedih ketika melihat anak-anaknya pergi bermain dengan teman-teman mereka.karena dia sadar itu adalah akhir masa kecil mereka.

Ayah mulai merencanakan hidupmu ketika tahu bahwa ibumu hamil (mengandungmu) , tapi begitu kamu lahir, ia mulai membuat revisi. Ayah membantu membuat impianmu jadi kenyataan bahkan diapun bisa meyakinkanmu untuk melakukan hal-hal yang mustahil, seperti mengapung di atas air setelah ia melepaskanya.

Ayah mungkin tidak tahu jawaban segala sesuatu, tapi ia membantu kamu mencarinya. Ayah mungkin tampak galak di matamu, tetapi di mata teman-temanmu dia tampak baik dan menyayangi.

Ayah lambat mendapat teman, tapi dia bersahabat seumur hidup Ayah benar-benar senang membantu seseorang... tapi ia sukar meminta bantuan.

Ayah di dapur. Membuat memasak seperti penjelajahan ilmiah. Dia punya rumus-rumus dan formula racikannya sendiri, dan hanya dia sendiri yang mengerti bagaimana menyelesaikan persamaan-persamaan rumit itu. Dan hasilnya?... .mmmmhhh..." tidak terlalu mengecewakan" ^_~

Ayah mungkin tidak pernah menyentuh sapu ketika masih muda, tapi ia bisa belajar dengan cepat.

Ayah paling tahu bagaimana mendorong ayunan cukup tinggi untuk membuatmu senang tapi tidak takut.

Ayah akan memberimu tempat duduk terbaik dengan mengangkatmu dibahunya, ketika pawai lewat. Ayah tidak akan memanjakanmu ketika kamu sakit, tapi ia tidak akan tidur semalaman. Siapa tahu kamu membutuhkannya. Ayah menganggap orang itu harus berdiri sendiri, jadi dia tidak mau memberitahumu apa yang harus kamu lakukan, tapi ia akan menyatakan rasa
tidak setujunya. Ayah percaya orang harus tepat waktu. karena itu dia selalu lebih awal menunggumu.

AYAH ITU MURAH HATI.....
Ia akan melupakan apa yang ia inginkan, agar bisa memberikan apa yang kamu butuhkan.... .
Ia menghentikan apa saja yang sedang dikerjakannya, kalau kamu ingin bicara...

Ia selalu berfikir dan bekerja keras untuk membayar spp mu tiap semester, meskipun kamu tidak pernah membantunya menghitung berapa banyak kerutan di dahinya....
Ayah mengangkat beban berat dari bahumu dengan merengkuhkan tangannya disekeliling beban itu....

Ayah akan berkata ,, tanyakan saja pada ibumu" Ketika ia ingin berkata ,,tidak"
Ayah tidak pernah marah, tetapi mukanya akan sangat merah padam ketika anak gadisnya menginap di rumah teman tanpa izin Dan diapun hampir tidak pernah marah, kecuali ketika anak lelakinya kepregok menghisap rokok dikamar mandi.
Ayah mengatakan ,, tidak apa-apa mengambil sedikit resiko asal kamu sanggup kehilangan apa yang kamu harapkan"

Pujian terbaik bagi seorang ayah adalah ketika dia melihatmu melakukan sesuatu hal yang baik persis seperti caranya....
Ayah lebih bangga pada prestasimu, daripada prestasinya sendiri....
Ayah hanya akan menyalamimu ketika pertama kali kamu pergi merantau meningalkan rumah, karena kalau dia sampai memeluk mungkin ia tidak akan pernah bisa melepaskannya.

Ayah tidak suka meneteskan air mata ....
ketika kamu lahir dan dia mendengar kamu menangis untuk pertama kalinya, dia sangat senang sampai-sampai keluar air dari matanya (ssst..tapi sekali lagi ini bukan menangis)

ketika kamu masih kecil, ia bisa memelukmu untuk mengusir rasa takutmu...ketika kau mimpi akan dibunuh monster... tapi.....ternyata dia bisa menangis dan tidak bisa tidur sepanjang malam, ketika anak gadis kesayangannya di rantau tak memberi kabar selama hampir satu bulan.

Ayah pernah berkata :" kalau kau ingin mendapatkan pedang yang tajam dan berkwalitas tinggi, janganlah mencarinya dipasar apalagi tukang loak, tapi datang dan pesanlah langsung dari pandai besinya. begitupun dengan cinta dan teman dalam hidupmu,jika kau ingin mendaptkan cinta sejatimu kelak, maka minta dan pesanlah pada Yang Menciptakannya"

Untuk masa depan anak lelakinya Ayah berpesan: ,,jadilah lebih kuat dan tegar daripadaku, pilihlah ibu untuk anak-anakmu kelak wanita yang lebih baik dari ibumu , berikan yang lebih baik untuk menantu dan cucu-cucuku, daripada apa yang yang telah ku beri padamu"

Dan Untuk masa depan anak gadisnya ayah berpesan :" jangan cengeng meski kau seorang wanita, jadilah selalu bidadari kecilku dan bidadari terbaik untuk ayah anak-anakmu kelak! laki-laki yang lebih bisa melindungimu melebihi perlindungan Ayah, tapi jangan pernah kau
gantikan posisi Ayah di hatimu"

Ayah bersikeras,bahwa anak-anakmu kelak harus bersikap lebih baik daripada kamu dulu....
Ayah bisa membuatmu percaya diri... karena ia percaya padamu...
Ayah tidak mencoba menjadi yang terbaik, tapi dia hanya mencoba melakukan yang terbaik....
Dan terpenting adalah...
Ayah tidak pernah menghalangimu untuk mencintai Tuhan, bahkan dia akan membentangkan seribu jalan agar kau dapat menggapai cintaNya, karena diapun mencintaimu karena cintaNya.

http://terimakasihibu.blogspot.com/2011/03/terimakasih-ayah.html
READ MORE - Terima Kasih Ayah
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...